Selasa, Februari 22, 2011

Peristiwa Menjelang Wafatnya Maulana Yusuf

Ketika Maulana Yusuf sakit, Pangeran Aria Japara datang untuk menjenguknya. Beliau datang dengan rombongan pasukan besar yang dipimpin oleh Ki Demang Laksamana. Rombongan ini ditempatkan diluar tembok batas kota. Pangeran Aria japara adalah adik dari Maulana Yusuf yang pendidikannya diserahkan kepada bibinya yaitu Ratu Kalinyamat di Jepara. Mendengar wafatnya Maulana Yusuf yang kemudian digantikan oleh anaknya yang masih kecil itu, timbullah niat Pangeran Aria untuk menjadi pengganti sultan Banten sampai Pangeran Muhammad dewasa. Suatu usul yang wajar, sehingga Mangkubumi (Patih) dan beberapa pembesar istana banyak menyetujuinya. Kesediaan Mangkubumi ini disampaikan langsung kepada Pangeran Aria yang sangat menginginkan sekali jabatan itu.
Mendengar kejadian itu, Kadhi memanggil pasa Wali Putra Mahkota yang terdiri dari : Ki Surasaji, Senapati Pontang, Dipati Jayanagara, Ki Waduaji dan Ki Wijamanggala untuk mengadakan kesepakatan tetap mengangkat Putra Mahkota menjadi sultan, Sedang roda pemerintahan untuk sementara tetap ditangani oleh Mangkubumi sampai sultan dewasa.
Diaturlah cara menyampaikan berita keputusan itu kepada Pangeran Japara. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pertumpahan darah diantara saudara sepupu yang akan menambah kedukaan rakyat Banten. Mangkubumi pergi dengan membawa seekor gajah kerajaan menemui Pangeran Japara dan minta supaya Pangeran Japara menaiki gajah tersebut dengan memakai pakaian kebesaran lengkap ke keraton seolah-olah memang usul Pangeran Japara diterima rakyat.
Dengan dikawal oleh Mangkubumi dan Ki Demang Laksamana, Pangeran Japara dan pasukannya beriringan pergi ke keraton. Sampai ditepi sungai diluar benteng keraton, Mangkubumi memberi aba-aba untuk berhenti. Di seberang sungai sudah menanti pasukan Banten dengan Putra Mahkota duduk dibawah atap "Srimanganti" dalam pangkuan Kadhi dikelilingi para ponggawa dan para menteri. Mangkubumi menyeberang sungai sendirian. Disiagakanlah pasukan Banten untuk supaya waspada apabila terjadi yang tidak dikehendaki.
Setelah semuanya beres, Mangkubumi kembali menemui Pangeran Japara, dan mengatakan bahwa ia diperintahkan Putra Mahkota untuk menghalangi Pangeran Japara dan rombongannya menyeberangi sungai, dan dengan segala hormat minta supaya Pangeran Japara untuk segera meninggalkan Banten dengan kapal-kapal yang sudah disediakan. Mengetahui muslihat Mangkubumi itu, marahlah Pangeran Japara dan memerintahkan pasukannya untuk menyerbu keraton.
Terjadilah peperangan antara pasukan Pangeran Japara dengan pasukan Banten. Dalam peperangan itu, Ki Demang Laksamana tewas ditangan Mangkubumi dan akhirnya pasukan dari Japara melarikan diri kembali ke Jepara. Setelah kejadian itu, ditetapkanlah Pangeran Muhammad menjadi sultan di Banten dengan gelar Kanjeng Ratu Banten Surosowan. Sedangkan Kadhi menyerahkan perwaliannya kepada Mangkubumi. (Djayadiningrat, 1983: 39-41 dan Hamka, 1982: 70-73).

Sumber : Catatan Masa Lalu Banten
Oleh : Drs. Halwany Michrob MSc. Dan Drs. A. Mudjahid Chudari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar