PELUANG TERANG, PELUANG BINTANG

Peluang itu datang lagi
Meski kabarnya masih di sini
Yach.....
Peluang terang
Peluang bintang
Dan aku tak tahu
Apakah aku ada di sana
Yang aku tahu
Dulu aku tertipu
Oleh semangat yang begitu menggebu
Tapi aku adalah aku
Tak akan menyerah
Walau aku kalah
Mungkin kini
Esok dan esoknya lagi
Peluang terang
Peluang bintang
Menghampiriku
Menyentuhku
Menggapaiku
Hanya do'a dan usaha
Kulakukan kini

Keinginan untuk terbang
Pasti ada
Keinginan untuk meraih bintang
Itu juga ada
Tapi pepatah lama
Tak berdusta
Kau percaya ?
Kalau aku, pasti jawab iya
Karena....
Aku tak punya sayap
Aku tak punya pesawat
Jadi....
Tetaplah aku di bumi Hatiku hitam penuh kedengkian
Hatiku batu penuh kekakuan
Yach....
Jujur padamu
Aku iri padamu
Karena tak kemampuanku
Aku dengki padamu
Karena tak berdayaku
Mungkin ini takdir
Yang membedakan kau dan aku
Tapi tetap saja aku iri padamu
Tetap saja aku dengki padamu
Tapi tenang saja
Aku tak melakukan apa-apa padamu
Kau tahu kenapa?
Karena iri dan dengki ku itu
Menggerogoti aku
Pelan.... Pelan....
Tapi pasti
Akhirnya aku mati....Tanpa canda, tawa gelak terbahak-bahak
Hanya diam,
Tak bergerak seribu bahasa seribu isyarat
Begitu sunyi
Kesunyian yang terjadi antara kita
Aku dan kau
Berbaur dingin
Sedingin-dingin batu
Dingin yang berkilau
Kalau saja....
Kilauan itu dapat menjadi seperti lentera
Sedikit hangat sedikit terang
Dalam lorong-lorong panjang
Hitam, gelap dan kelam
Yang berada digaris tengah aku dan kau
Kalau saja....
Mungkin
Kesunyian itu sedikit hangat
Kesunyian itu sedikit terang
Dan kita tidak menjadi kaku
Sekaku-kaku batu dingin dan sunyi
Cintaku berbalas sunyi
Dan kaku dingin tak berhati
Aku tahu
Kau bisa bebas berenang di samudera luas
Tanpa karang yang mengikatmu
Kau bisa bebas terbang tinggi di angkasa
Tanpa sarang yang menahanmu
Kau bebas bernyanyi memecah sunyi
Tanpa pekak yang mengganggumu
Kau bebas menari di pelupuk mataku
Tanpa ada yang melarangmu
Tapi tetap saja cintaku berbalas sunyi
Kaku dingin oleh angin
Melayang tak bernyawa
Dalam persegi masa lalu



Aku di sini
Tak tahu apa yang harus kulakukan
Karena mungkin aku telah terbuang
Jauh kedalam lembah yang hitam
Tak tahu kapan kan merayap
Menapak bukit yang terjal berbatu
Hanya untuk berkata
Bahwa aku disini baik-baik saja
Mungkin hanya sebelah hatiku
Yang patah dan terluka
Bukan karenamu....
Tapi itu salahku
Dari lembah ini
Hanya dapat kupandang langit yang biru
Mengajakku tersenyum
Dan berkata padaku
"Bila kau rindu Tuhanmu, pandanglah aku"
Ah....
Betapa indah hatiku
Walau ku tahu
Hatiku tinggal sebelah. Bunga itu
masih tersimpan di sini
Di atas meja
Layu dan menghitam
Wanginya pun tak lagi menebar
Itu satu tahun yang lalu
Dan kini....
Datang lagi bunga merah
Di atas meja
Jadi ada dua bunga yang tersimpan
Bunga hitam dan bunga merah
Tapi tetap saja aku tak tahu
Siapa pengirimnya...?

Komentar