Kama Sutra
terlanjur identik dengan urusan
seks, padahal sebagian besar isi
kitab tersebut malah membahas
gaya hidup dan hubungan sosial
antar manusia. Agar tidak terlalu
'ngeres', terjemahannya dalam
Bahasa Inggris akan direvisi tahun
ini.
Dalam versi terbaru yang akan
terbit Februari 2011 tersebut,
penekanan akan diperbanyak di
bagian-bagian yang membahas
persoalan-persoalan hidup selain
seks. Sebagaimana teks aslinya
yang berbahasa Sansekerta,
sebenarnya hanya ada 1 dari 7 bab
dalam kitab yang disusun
berdasarkan ajaran Hindu ini
membahas seks.
"Saya berusaha agar terjemahan
terbaru ini bisa semirip mungkin
dengan kitab aslinya, tapi dengan
bahasa yang sesuai dengan zaman
sekarang," ungkap penulis Kama
Sutra versi terbaru, AND Haksar
yang sehari-harinya merupakan
penerjemah profesional untuk teks-
teks Sansekerta.
Dikutip dari Telegraph, Rabu
(19/1/2011), hal-hal yang dibahas
dalam terjemahan terbaru ini
antara lain panduan bergaul bagi
pria dan wanita. Misalnya dalam
salah satu sub-bab, wanita
disarankan untuk tidak bergaul
dengan pria yang banyak bicara
dan napasnya bau gagak.
Pada sub-bab yang lain, wanita
dianjurkan untuk memilih pria
yang punya penghasilan tetap,
penuh stamina untuk bercinta,
mandiri dan tidak kecanduan
minum alkohol. Adanya anjuran
yang berhubungan dengan alkohol
menunjukkan bahwa terjemahan
baru Kama Sutra lebih
menonjolkan gaya hidup
ketimbang seks itu sendiri.
Kama Sutra yang asli merupakan
kitab kuno dari India yang terdiri
dari 7 bab dan ditulis berdasarkan
filosofi Hindu. Ada banyak versi
yang beredar berikut kisah yang
melatarbelakanginya, namun yang
banyak diakui adalah karangan
seorang filsuf India, Mallanaga
Vatsyayana.
Nama kitab ini terdiri dari 2 kata,
yakni Kama yang berarti hasrat
atau nafsu dan Sutra yang artinya
rangkaian. Namun dari ketujuh bab
dalam kitab ini, panduan bercinta
yang meliputi berbagai variasi dan
posisi hubungan seks hanya
dibahas di bab II. Sisanya lebih
banyak membahas hubungan
sosial antara pria dan wanita.
Sementara itu terjemahan dalam
Bahasa Inggris juga ada berbagai
macam versi, namun yang paling
banyak digunakan adalah karya
seorang prajurit sekaligus ilmuwan
asal Inggis, Sir Richard Francis
Burton. Terjemahan itu ia tulis pada
abad ke-19 dan masih banyak
digunakan hingga saat ini.
*)Sumber : detikcom
AN Uyung Pramudiarja :
detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar