- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Artikel Unggulan
Latar Belakang Gagasan Gapura Panca Waluya — Bagaimana Ide itu Muncul, Siapa yang Terlibat, dan Konteks Pemikirannya
Diposting oleh
Gapura sunda by h.herlliana
pada tanggal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Latar Belakang Gagasan
1. Krisis karakter / degradasi moral generasi muda
Salah satu motivasi kuat lahirnya gagasan Gapura Panca Waluya adalah kekhawatiran akan makin maraknya perilaku menyimpang di kalangan pelajar: tawuran, kecanduan game, kurangnya sopan santun terhadap guru/orang tua, dan penggunaan kendaraan bermotor secara prematur. Konsep ini muncul sebagai respons aktif terhadap fenomena tersebut.
2. Keterbatasan pendekatan moral-kognitif saja
Dalam analisis akademik disebutkan bahwa cukup memberi ceramah nilai moral saja tidak cukup. Diperlukan ruang “mengalami — merefleksi — menegaskan sendiri” nilai, melalui aktivitas terstruktur, kedisiplinan, dan penguatan psikososial.
3. Pemikiran budaya lokal Sunda & filosofis kepemimpinan Dedi Mulyadi
Ide Gapura Panca Waluya sangat terhubung dengan dunia pandang Dedi Mulyadi yang menekankan pentingnya nilai-nilai lokal, spiritualitas, dan keseimbangan antara aspek lahir dan batin. Dalam berbagai pernyataannya, ia menyebut bahwa pendidikan harus menjejakkan kaki di tanah budaya Sunda.
4. Legitimasi kebijakan lewat surat edaran gubernur & instrumen normatif
Gagasan ini tidak sekadar wacana tetapi dirumuskan formal lewat Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 43/PK.03.04/KESRA yang memuat “9 Langkah Pembangunan Pendidikan Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya”. SE tersebut menjadi kerangka kebijakan untuk implementasi nilai-nilai karakter di sekolah, serta dasar bagi berbagai intervensi praktis.
5. Kolaborasi lintas sektor & pembagian peran
Dalam desain program, siswa yang terindikasi memiliki kebutuhan pembinaan khusus dapat diikutkan ke fasilitas seperti barak militer (asrama kedisiplinan) dengan dukungan dari TNI/Polri, sekolah, orang tua, serta relawan pendidikan. Pendekatan ini diusung agar transformasi karakter tidak hanya dilakukan oleh sekolah saja, tetapi dengan campur tangan lembaga sosial dan aparat keamanan.
Siapa yang Terlibat
Dedi Mulyadi — Gubernur Jawa Barat, penggagas utama ide Gapura Panca Waluya. Sepak terjangnya yang mengedepankan nilai kearifan lokal dan pembangunan karakter menjadi basis ide ini.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat / Pemprov Jabar — melalui dinas pendidikan, biro pemerintahan, dan institusi terkait yang merumuskan regulasi pendukung (surat edaran) dan melakukan koordinasi implementasi.
Sekolah / satuan pendidikan lokal — sebagai pelaksana lapangan; identifikasi siswa, pembinaan karakter dalam kegiatan sekolah sehari-hari.
TNI / Polri / institusi pertahanan / bela negara — untuk turut mengorganisir pembinaan dengan pendekatan kedisiplinan dan fasilitas khusus (barak militer).
Orang tua / wali siswa / masyarakat lokal — sebagai pihak yang harus mendukung eksternal agar pembinaan karakter tidak berhenti di sekolah saja.
Akademisi / peneliti / pihak pengawas hak anak — ikut mengkritisi, menganalisis aspek etis dan mekanisme praktis agar program tidak melanggar hak anak. Misalnya penelitian jurnal tentang gagasan ini mengulas sisi psikososial dan pendekatan non-hukuman.
