Jumat, Februari 04, 2011

Bangkai Ulat Sutra Bisa Mengatasi Lemah Syahwat

Berbagai efek
samping pada penggunaan Viagra
membuat banyak orang beralih ke
ramuan tradisional untuk
mengatasi impotensi atau lemah
syahwat. Salah satunya memakai
bangkai ulat sutra, khususnya yang
mati karena tubuhnya diserang
jamur.
Bangkai ulat sutra yang sudah
dikeringkan dan masih ditumbuhi
jamur tersebut biasanya
dikonsumsi dengan cara
mencampurkannya ke dalam
sereal untuk sarapan pagi.
Sebagian orang memilih untuk
menggunakan cara lain, yakni
menyeduhnya seperti teh.
Penduduk di sekitar Pegunungan
Himalaya yang meliputi wilayah
Tibet, Nepal dan India mengenal
ramuan ini secara turun temurun
sejak ratusan tahun lalu. Dalam
bahasa setempat, ramuan bangkai
ulat sutra tersebut dinamakan
yarsagumba atau dong chong xia
cao.
Yarsagumba merupakan ramuan
yang dibuat dari bangkai ulat sutra
yang telah dikeringkan. Ulat sutra
yang digunakan harus berasal dari
ketinggian 3.500 mdpl dan telah
mati akibat infeksi jamur tertentu,
sebab konon sebenarnya jamur
itulah yang lebih berkhasiat.
Selain untuk mengatasi impotensi,
yarsagumba juga berguna untuk
mengobati penyakit lainnya.
Dalam dosis yang lebih rendah,
ramuan ini juga digunakan untuk
mengatasi berbagai masalah pada
sistem pernapasan terutama pada
serangan asma atau sesak napas.
Beberapa puluh tahun yang lalu,
yarsagumba bisa diperoleh hanya
dengan harga US$ 6,5 atau sekitar
Rp 56 ribu tiap ons. Namun
belakangan setelah dikenal luas di
seluruh dunia, ramuan tradisional
ini harganya meroket hingga US$
800 (Rp 8 juta) tiap ons.
Thomas Leung, pemilik sebuah
toko obat China di New York
mengatakan mahalnya ramuan
yarsagumba disebabkan oleh
banyaknya permintaan. Padahal
untuk mendapatkan bangkai ulat
sutra yang ditumbuhi jamur
tidaklah mudah, butuh
perjuangan karena hanya ada di
pegunungan Himalaya.
"Sebenarnya banyaknya peminat
hanya karena publikasinya yang
berlebihan. Saya pribadi kalau
ditanya apakah benar-benar
manjur, saya jawab mungkin tidak
sebanding dengan US$ 800 yang
harus Anda bayarkan," ungkap
Leung seperti dikutip dari Dailymail,
Rabu (26/1/2011).

*)Sumber : detikcom
AN Uyung Pramudiarja :
detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar