Minggu, Februari 13, 2011

Islamic Center Washington

Di sebuah
jalan yang banyak dihuni kedutaan
dari berbagai negara, berdirilah
sebuah gedung megah. Dari
menara putih setinggi 162 kaki di
gedung itu, selalu berkumandang
adzan, pertanda waktu salat tiba.
Gedung bernama Islamic Center ini
didirikan tahun 1950, hasil wakaf
yang didatangi hanya sedikit sekali
kaum Muslim Amerika sekitar tahun
1950 –1960. Namun sekitar tahun
1970-an jumlah ini terus bertambah
berkali-kali lipat, hingga kini sekitat
3.000 orang datang setiap minggu
untuk melaksanakan salat Jum'at.
Ide mendirikan masjid yang terletak
di Massachusets Avenue,
Washington DC ini, konon bermula
ketika di tahun 1944, seorang duta
besar Turki wafat dan bingung
mencari masjid untuk men-salat-
kannya, sehingga komunitas
kedutaan besar negara-negara Islam
di Washington akhirnya sepakat
untuk mendirikan sebuah masjid di
kota itu. Pembangunan masjid
dipimpin Yousef Abu El Hawa,
seorang imigran dari Palestina yang
kemudian berganti nama menjadi AJ
Howar.
Howar kemudian berhasil
mengumpulkan sumbangan dan
dukungan dari komunitas Islam di
Amerika, di antaranya dari
Afghanistan, Mesir, Indonesia, Iraq,
Iran, Syria, Turki, Pakistan, dan
Saudi Arabia. Mulailah bangunan
masjid didirikan dengan bantuan
seorang arsitek kebangsaan Itali,
Mario Rossi dan diresmikan presiden
Amerika saat itu, Presiden
Eisenhower. Uniknya, di depan
gedung berkibar sejumlah bendera
dari negara-negara Islam dari
seluruh dunia yang menambah
semarak halaman masjid.
Mario Rossi dibantu seorang asisten
dari Mesir, Ernesto Verucci Bey,
yang kemudian memerintahkan
beberapa tukang untuk membuat
pahatan ayat-ayat al-Qur'an di
dinding masjid dan langit-langit.
Tentu saja berbagai dukungan
mengalir dari negara-negara Islam
yang lain, seperti Mesir yang
menghadiahkan lampu gantung
yang sangat indah, Iran
mengirimkan karpet yang sangat
lebar dan mewah, Malaysia
merenovasi kubah, Maroko
menghiasi jendela dengan kaca patri
berwarna, Turki dengan keramik
biru, sedangkan Irak dengan kaca-
kaca berwarna kuning, dan
sebagainya.
Sehingga dari segi desain, banyak
sekali pertukaran budaya
'menempel' pada gedung berwarna
putih ini. Sama uniknya dengan
umat yang melakukan ibadah di
dalamnya. Mereka adalah campuran
dari para tamu, diplomat berbagai
negara, pelajar, penduduk Amerika
yang memeluk Islam, serta para
imigran. Mereka datang dari sekitar
75 negara di dunia yang saling
bertukar keunikan, cerita, dan ilmu
di dalam masjid.
Masjidnya memiliki langit-langit
yang sangat tinggi yang
menyejukkan bagi para pelaku
ibadah di dalamnya. Langit-langit
kubah berhias warna emas, hitam,
dan cokelat berpadu dengan kaca
patri berwarna-warni, serta kaligrafi
dan lampu gantung yang indah
menambah megah suasana di
dalam ruangan. Namun warna biru
dari keramik Turki yang khas di
dinding membuat ruangan terasa
dingin dan sejuk. Sedangkan pada
tampak luar bangunan yang terbuat
dari batu gamping ini dihiasi kaligrafi
dan hiasan berwarna biru muda,
membuat bangunan kokoh ini
menjadi tampak lebih ramah.
Selain masjid, sebagian bangunan
terdiri dari ruangan-ruangan yang
difungsikan sebagai ruang kelas,
bagi umat yang ingin mendalami
Islam. Sedangkan satu ruang yang
cukup besar difungsikan sebagai
ruang perpustakaan. Ruang
perpustakaan di dalam Islamic
Center ini telah menyimpan sekitar
4.000 judul buku dalam 34 bahasa,
mulai dari abad ke-18 hingga
terbitan terbaru. Tak hanya buku-
buku Islam yang tersedia di sini,
namun juga buku-buku mengenai
sejarah Islam, seni serta hubungan
Islam dengan agama-agama lain di
dunia.
Selain itu perpustakaan di Islamic
Center juga menyediakan sekitar 190
judul film dan video yang bertema
Islam, serta sekitar 50 audiotapes
tentang berbagai topik yang
berhubungan dengan Islam.
Tersedia juga beberapa foto dari
Mekah, Madinah, Jerusalem, serta
beberapa kaligrafi dan potongan
kiswah (kain penutup Ka'bah). (esthi)
Tips Berkunjung ke Islamic
Center
Wanita diminta untuk memakai
kerudung, mengenakan pakaian
lengan panjang, dan bawahan
panjang hingga mata kaki.
Sedangkan pria dengan pakaian
sopan dan celana panjang semata
kaki.
Jam buka untuk umat yang akan
beribadah atau memasuki
perpustakaan antara pukul 10.00
sampai dengan 17.00. Namun untuk
para turis yang ingin berkunjung,
disediakan waktu antara 13.30 –
16.30. Islamic Center tidak
menyediakan fasilitas untuk orang
dengan keterbatasan fisik.
Jika ingin menjajal metro, dapat
turun di station Dupont Circle dan
menanyakan arah Islamic Center.
Sedang untuk bis umum, bisa
menaiki bis N2/4/6.
Tempat-tempat Lain Untuk
Dikunjungi
Washington DC adalah pusat
pemerintahan yang kotanya penuh
dengan beberapa tempat menarik
untuk dikunjungi. Beberapa tempat
yang sayang jika dilewatkan, antara
lain:
National Gallery of Art
National World War II Memorial
National Air & Space Museum
US Holocoust Memorial Museum
National Zoological Park
Selain itu Anda dapat mampir dan
melihat dari jauh pusat-pusat
pemerintahan, seperti White House
dan FBI Head Quarters serta
beberapa kantor kedutaan berbagai
negara di dunia.
Hotel di Washington DC
The Liaison Capitol Hill
Henley Park Hotel
Geogetown Suites Harbour
Westin Washington DC City Center
Georgetown Suites
AKA Washington
(Wisata Religi ini merupakan
kerjasama dengan
www.alifmagz.com)

Alifmagz : detikRamadan,
detikcom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar