Jumat, Februari 04, 2011

Tangis Wanita Turunkan Gairah Seks Pria

Air mata
merupakan cairan yang
sebenarnya tidak berbau, namun
kandungan molekul di dalamnya
bisa mempengaruhi siapapun yang
menghirupnya. Pada pria
misalnya, air mata wanita bisa
membuat testosteron dan gairah
seks menurun.
Beberapa penelitian terdahulu
membuktikan bahwa kandungan
molekul dalam air mata berbeda-
beda tergantung pemicunya. Air
mata emosional yang menetes saat
sedih berbeda dengan air mata saat
terkena uap bawang merah
maupun iritasi oleh debu.
Air mata emosional pada wanita
yang menetes saat sedih dan
menangis punya pengaruh
terhadap kondisi hormonal pria
yang menghirupnya. Produksi
hormon testosteron pria menurun,
yang pada akhirnya dapat
mengurangi agresifitas dan gairah
seksual.
Fakta ini terungkap dalam sebuah
penelitian yang dilakukan tim ahli di
Weizmann Institute of Science.
Dalam penelitian tersebut, tim yang
dipimpin Prof Noam Sobel ini
melibatkan 24 partisipan pria
dewasa dengan rentang usia yang
tidak disebutkan lebih rinci.
Masing-masing diberi 2 jenis cairan
untuk dihirup, yakni air mata
emosional seorang wanita dan
larutan mineral biasa yang sama-
sama tidak berbau. Setelah
menghirup cairan yang
komposisinya dirahasiakan itu para
partisipan dipertontonkan beberapa
gambar wajah wanita secara acak,
lalu diminta memberi penilaian.
Analisis hasil penilaian
menunjukkan, 17 partisipan
merasakan kesan berbeda setelah
menghirup kedua jenis cairan.
Gambar-gambar itu tampak
kurang merangsang setelah
partisipan menghirup cairan yang
berisi air mata, dibandingkan
setelah menghirup larutan mineral
biasa.
Selain dari hasil penilaian terhadap
gambar, hasil pemindaian otak
para partisipan dengan magnetic
resonance imaging (MRI)
memberikan kesimpulan yang
sama. Aktivitas di bagian otak yang
biasanya meningkat saat
terangsang secara seksual tampak
berkurang setelah menghirup air
mata.
"Fakta bahwa komposisi air mata
berbeda-beda merupakan petunjuk
bahwa air mata merupakan sinyal
kimia bagi manusia untuk
berkomunikasi. Penelitian ini makin
menguatkan dugaan tersebut,"
ungkap Prof Sobel seperti dikutip
dari Healthday, Sabtu (8/1/2011).
Untuk sementara efek ini baru
ditemukan pada air mata wanita,
khususnya yang menetes akibat
faktor emosi dan bukan karena
iritasi. Dalam penelitian berikutnya
nanti, Prof Sobel ingin mengamati
apakah efek yang sama juga terjadi
pada air mata pria dan anak-anak.

*)Sumber : detikcom
AN Uyung Pramudiarja :
detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar