Senin, Januari 17, 2011

SYARIF HIDAYATULLAH (SUNAN GUNUNG JATI) DAN FATAHILLAH part.2

Untuk mengkhususkan pemikirannya pada penyebaran agama Islam, Syarif Hidayatullah mengangkat putranya Pangeran Pasarean menjadi Tumenggung di Cirebon pada tahun 1528 sebagai wakil dirinya. Dan setelah Pangeran Pasarean mangkat pada tahun 1552, pemangku kuasa di Cirebon diserahkan kepada menantunya Fatahillah yang juga disebut Pangeran Pasai. Tahun 1568, Syarif Hidayatullah meninggal dunia dan dimakamkan di puncak Bukit Sembung komplek Gunung Jati tempat beliau mengajar. Maka Fatahillah menjadi pemegang kuasa penuh di Cirebon sampai meninggalnya pada tahun 1570. Jenazahnya dikuburkan sejajar dengan malam Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Sebenarnya antara Syarif Hidayatullah dan Fatahillah masih ada hubungan kekerabatan. Fatahillah atau Fadhilah Khan lahir pada tahun 1490 di Samudra Pasai. Dia putra dari Makhdar Ibrahim dari Gujarat yang menetap di Pasai sebagai Imam agama. Makhdar Ibrahim seorang putra dari Maulana Abdul Gafur alias Maulana Malik Ibrahim seorang putra dari Barkat Zainul Alim adik dari Ali Nurul Alim kakek Syarif Hidayatullah dan juga kakek Ibrahim Zainul Akbar (ayah Sunan Ampel). Sunan Ampel adalah guru dan mertua Raden Fatah pendiri Kesultanan Demak. Jadi jelaslah bahwa Fatahillah masih keponakan Syarif Hidayatullah dari garis ayah. Kekerabatan ini dipererat lagi dengan pernikahan Fatahillah dengan Nhay Ratu Ayu putri Syarif Hidayatullah (janda Pangeran Jayakelana) putri Raden Fatah. Dengan demikian Fatahillah adalah mantu, keponakan dan murid dari Syarif Hidayatullah dan mantu dari Raden Fatah. *)Sumber : Catatan Masalalu Banten Disusun : Drs. Halwany Michrob. MSc Drs. A. Mudjahid Chudari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar