Kamis, Maret 03, 2011

Perang Pailir Ke-2

Untuk memancing kemarahan Pangeran Kulon dan supaya membuat jera tentaranya, mayat-mayat pasukan pemberontak dihanyutkan diatas rakit yang terbuat dari batang pisang agar dapat diketahui oleh Pangeran Kulon. Upaya ini berhasil, Pangeran Kulon pun marah dan tanpa perhitungan pada hari berikutnya dikerahkan semua pasukan untuk menyerang istana yang langsung dipimpinnya sendiri.
Pada mulanya pasukan pemberontak dapat mendesak pasukan kerajaan, sehingga meriam induk pasukan yang bernama Ki Jajaka Tuwa dapat direbutnya. Dalam babad diceritakan bahwa dengan menggunakan meriam itu, Pangeran Kulon dapat mematahkan dahan pohon Waringin Kurung yang ada di pinggir istana.
Setelah Pangeran Aria Ranamanggala dan pasukannya membantu, akhirnya pasukan kerajaan dapat memukul mundur pasukan pemberontak. Mereka kembali ke kubunya untuk merencanakan penyerangan berikutnya.
Pada saat yang genting itu, datanglah Pangeran Jayakarta dengan pasukan besarnya ke Banten. Melalui usaha Pangeran Jayakarta inilah akhirnya dapat diadakan perdamaian antara pemberontak dengan istana. Maka perang saudara pun dihentikan. Pangeran Kulon. Pangeran Singaraja, Tubagus Prabangsa dan pimpinan pemberontak lainnya tidak dibunuh atas jaminan Pangeran Jayakarta. Mereka semua dibawa ke Jayakarta sebagai tempat pengasingan selama 4 tahun, dan setelah itu barulah mereka boleh kembali ke Banten. (Dalam kenyataannya, kaum pemberontak ini kembali ke Banten setelah 8 tahun yaitu tahun 1627).
Setelah kejadian itu Banten menjadi aman. Sebagai pengganti Mangkubumi yang meninggal, maka diangkatlah Pangeran Aria Ranamanggala sebagai wali. Kejadian perang saudara ini terjadi menurut sangsakala Tanpa Guna Tataning Prang atau tahun 1530Saka atau sekitar tanggal 8 Maret 1608 sampai tanggal 26 Maret 1609. (Djayadiningrat, 1983: 43-46 dan 169-179).

Sumber : Catatan Masa Lalu Banten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar